Revolusi Pulsa

3.25.2009

master X3

Diposting oleh Blogger istimewa=buat sendiri di 09.30 0 komentar


nama:Mohammad Ali Husen
kelas:X3
no:19
dya adalah ketua kelas X3 yang bisa dikategorikan ketua kelas terbaik di kelas X,selain menjabat sebagai ketua kelas dya juga sangat aktif di exskul.Dya juga menjabat sebagai wakil ketua osis,bukan hanya itu dya juga banyak memperoleh prestasi sukses buat mas hus,,itulah panggilannya dikelasselain itu teman-teman juga tak mau kalah dengan kepopulerannya





READ MORE - master X3

smackdown

Diposting oleh Blogger istimewa=buat sendiri di 09.07 0 komentar




yang terunik diblog saya adalah menghibur dan membuat penasaran setiap orang yang mengunjunginya..semoga anda terhibur dengan video ini.
READ MORE - smackdown

3.24.2009

Diposting oleh Blogger istimewa=buat sendiri di 03.08 0 komentar
READ MORE -

3.18.2009

ronaldinho goyang

Diposting oleh Blogger istimewa=buat sendiri di 07.57 0 komentar
READ MORE - ronaldinho goyang

3.10.2009

Pengaruh Buruk TV Terhadap Anak

Diposting oleh Blogger istimewa=buat sendiri di 07.19 0 komentar
Pengaruh Buruk TV Terhadap Anak
Oleh : Bahron Anshori

13-Des-2006, 18:59:10 WIB - [www.kabarindonesia.com]
Mungkin kita masih ingat sebuah SMU di Colorado Amerika Serikat yang dibanjiri darah 25 siswanya. Mereka tewas dibantai oleh dua siswa yang berulah laiknya seorang Rambo. Dengan wajah dingin tanpa belas kasihan, kedua anak itu membrondong temannya sendiri dengan peluru panas. Kejadian ini sungguh menggemparkan dan banyak pakar yang menuding tayangan kekerasan di televise atau computer (game dan internet) sebagai biangkeladi tindak kekerasan yang terjadi di kalangan anak.

Sebenarnya, tudingan yang dilakukan oleh para pakar terhadap media massa terutama televisi sebagai biangkerok tindak kekerasan dan prilaku negatif lainnya sudah berlangsung sejak lama. Sekitar dua dekade musik rock disalahkan sebagai penyebab kasus pembunuhan di kalangan remaja. Begitupun film kartun yang berjudul Beavis dan Butthead dituding sebagai penyebab maraknya kasus pembakaran rumah di mana pelakunya adalah anak-anak muda.

Pengaruh buruk lain TV terhadap anak-anak dan juga remaja tampak sekali pada gaya hidup mereka. Mereka merasa sangat gengsi bila tidak bisa makan makanan yang sering muncul di TV. Makanan fast food seperti fried chichen, pizza, hamburger, dan jenis makanan lainnya yang di negara asalnya merupakan makanan biasa saja menjadi makanakan yang sangat luar biasa. Anak-anak ini lebih memilih fast food ketimbang wortel, bayam, kangkung atau tempe goreng.

Memang tak bisa dipungkiri, bahwa televisi hari ini bisa lebih dekat kepada anak daripada orang tuanya. Contoh yang sangat nyata adalah, ketika orang tua (ayah dan ibu)nya pergi bekerja, maka si anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya di depan layar TV. Hal semacam ini berulang terus hingga anak tersebut hafal semua jenis iklan yang ditampilkan di televisi.

Semakin beranekaragamnya acara yang ditampilkan televisi, maka semakin senanglah anak-anak itu duduk berlama-lama di depannya.
Televisi juga menjadi penyebab kurangnya komunikasi antar orang tua dan anak-anak. Bagaimana tidak, jika orang tua berangkat pagi dan pulang sore, maka alokasi waktu yang dimiliki orang tua kepada anaknya untuk sekedar berbincang-bincang saja rasanya sudah habis. Dari sinilah kerenggangan demi kerenggangan antara anak dan orang tua mulai tumbu, perlahan tapi pasti. Karena itu, orang tua sebaiknya memperhatikan sekali apa yang diinginkan anak-anaknya. Bagaimana cara menyenangkan hati mereka. lebih dari itu adalah sudah menjadi tugas orang tua mendidik anak-anaknya agar terhindar dari dekadensi moral yang disebabkan oleh tayangan-tayangan televisi.

Televisi ibarat dua mata pisau. Di sisi lain, televisi memang sangat baik untuk menjaring informasi. Tapi di lain sisi, televisi mampu menjadi monster pembunuh yang berdarah dingin. Perlahan tapi pasti televisi mampu 'menggenggam' tumbuh kembang anak-anak dalam kesehariannya. Akibatnya, anak-anak lebih cenderung menjadi sama persis seperti apa yang sering dilihatnya selama di layar televisi.
Kelebihan Televisi
Pada dasarnya, media cetak itu lebih menitikberatkan pada sasaran intelektual seseorang. Tetapi tidak halnya dengan televisi. Yang menjadi sasaran utama televisi adalah emosional (perasaan) seseorang. Dengan kata lain, pembaca media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan sebagainya yang bermain lebih dominant adalah akalnya, sementaras penonton televisi lebih pada perasaannya. Karena itu, suatu hal yang sangat wajar bila anak-anak atau bahkan orang dewasa sekalipun terkadang sering mengikuti gaya seseorang yang ada dalam televisi yang dilihatnya.
Karena itu pula, televisi mampu menyulap sikap dan prilaku masyarakat, terutama pada anak-anak.

Menurut Skomis, dibandingkan dengan media massa (radio, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup (live) yang bisa bersifat informatif, hiburan, ekonomi, pendidikan, atau bahkan gabungan ketiga unsur tersebut. Ekspresi korban bencana alam tsunami di Aceh beberapa tahun lalu misalnya, bisa terungkap dengan lengkap lewat layar televisi, tidak lewat koran atau majalah juga radio. Sorak sorai supporter piala dunia 2006 baru-baru ini, demonstrasi para mahasiswa yang menolak kenaikan SPP di Makasar beberapa hari lalu, atau ratapan rakyat Palestina sampai hari ini yang menjadi bulanan tentara Israel bisa kita saksikan lewat kotak ajaib yang bernama televisi.

Dari sisi penontonnya, sangat beragam. Mulai anak-anak sampai orang tua, petani sampai pejabat tinggi yang ada di kota-kota bisa menyaksikan acara-acara yang sama dalam televisi. Tidak hanya itu, penonton juga bebas memilih stasiun-stasiun televisi yang disenangi lengkap dengan tampilan acara-acara yang sesuai dengan kebutuhan. Begitu juga sebagai media hiburan, televisi dianggap sebagai media hiburan yang ringan dan murah meriah.
Selain itu, kelebihan lain dari televisi adalah sebagai media pendidikan.

Pesan-pesan edukatif dalam aspek kognitif, apektif, dan psikomotor bisa dikemas dalam bentuk program televisi. Secara lebih khusus lagi, program-program televisi bisa dirancang untuk menjadi media pembelajaran. Dalam hal ini misalnya televisi bisa menampilkan bagaimana cara merakit sepeda motor, bagaimana dampak merokok pada kesehatan manusia. Semua itu bisa ditampilkan dalam televisi. Pesan lain sebagai media pendidik, televisi bisa lebih memberikan kesan yang penuh makna secara khusus kepada peserta didik, misalnya dengan teknik close up, penggunaan animasi, sudut pengambilan gambar, teknik editing, dan trik-trik lainnya yang bisa menimbulkan kesan tertentu sehingga tujuan bisa dicapai.

Melihat kelebihan televisi yang mampu memberi perubahan kepada masyarakat luas, menimbulkan pro dan kontra. Kelompok yang pro memiliki anggapan bahwa televisi mampu menjadi wahana pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai positif masyarakat. Sebaliknya pandangan kontra melihat televisi sebagai ancaman yang dapat merusak moral dan prilaku destruktif lainnya. Jadi secara umum kontroversial tersebut dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu pertama, tayangan televisi yang yang dapat mengancam tatanan nilai masyarakat yang telah ada. Kedua, televisi dapat menguatkan tatanan nilai yang telah ada, dan ketiga televisi dapat membentuk tatanan nilai baru dalam masyarakat termasuk lingkungan anak.

Dampak Tayangan Televisi Terhadap Anak
Gencarnya tayangan televisi yang beraneka ragam cukup membuat para orang tua khawatir akan nasib anak-anaknya beberapa tahun kedepan. Pak Yanto misalnya mengungkapkan keluhannya. Katanya, "Tayangan televisi hari ini sungguh sama sekali tidak mendidik bagi anak. Dari mulai tampilan seronok sampai masalah-masalah klenik," ungkapnya geram. Ungkapan Bapak yang tinggal di tinggal di Cileungsi ini tak salah.

Sebab kenyataannya memang demikian, televisi bukan lagi sebagai media pendidik malah menjadi perusak moral. Televisi bukan lagi menjadi tontonan yang bisa menuntun kearah kebaikan malah sebaliknya kepada keburukan.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YLKI) (Mulkan Sasmita, 1997), persentase acara televisi yang secara khusus ditujukan kepada anak-anak relatife kecil, hanya sekitar 2,7 – 4,5 % dari total tayangan yang ada. Namun yang lebih mengkhawatirkan lagi bagi para orang tua adalah ternyata persentase yang sekecil ini pun materinya sangat menghawatirkan bagi perkembangan anak.

Jika kita perhatikan, maka tayangan-tayangan yang banyak ditujukan untuk anak-anak adalah kartun-kartun yang meniadakan pesan sosial yang konstruktif. Malah sebaliknya tayangan untuk anak-anak itu seoalah sengaja diciptakan untuk mengubah kebaikan menjadi keburukan. Lihat saja tampilan tokoh-tokoh kartun yang bersifat antagonis yang menampilkan kekerasan harus dibalas dengan kekerasan, dan intrik-intrik kejahatan lainnya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (1997) terhadap film kartun Jepang, seperti Sailor Moon, Dragon Ball, dan Magic Knight Ray Earth. Ia menemukan bahwa film tersebut banyak mengandung adegan antisosial (58,4% daripada adegan prosisial 41,6%). Hal ini sungguh ironis sekali, karena film bertemakan kepahlawanan. Studi ini menemukan bahwa kategori perlakuan antisocial yang paling sering muncul berturut-turut adalah kata-kata kasar 38,56%, mencelakakan 28,46%, dan pengejekan 11,44%. Sementara itu kategori prososial, prilaku yang kerap kali muncul adalah kehangatan 17,16%, kesopanan 16,05%, empati 13,43%, dan nasihat 13,06%.

Membaca hasil penelitian di atas, maka sangat mungkin sekali anak-anak akan terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang mampu menciptakan moralitas yang buruk. Gencarnya tayangan semacam di atas, membuat para orang tua semakin khatir memikirkan prilaku anak-anaknya yang semakin menjadi-jadi. Karena manusia adalah makhluk yang suka meniru dan imitatif, maka tak heran anak-anaklah orang yang lebih menonjol memiliki sifat tersebut.

Adanya kasus pembunuhan, pelecehan seksual, pencurian, tawuran dan tindakan kriminalitas lainnya yang dilakukan oleh remaja tak lain adalah buah dari tontonan yang ditampilkan televisi secara bebas. Akibatnya tentu bukan hanya keluarga atau masyarakat yang merasakan getahnya tapi juga negara bisa merasan dari sifat dan sikap negatif para remaja ulah televisi.

menghindari acara-acara televisi yang tidak mendidik, maka peran serta keluarga terutama orang tua sangat diharapkan. Sebenarnya, orang tua bisa membuat jadwal khusus kapan anak-anak harus menonton televisi dan kapan saatnya harus belajar. Selain itu, penanaman nilai agama sejak dini sudah harus dilakukan agar bekal itu bisa menjadi kendali anak dalam menimbang mana yang baik dan yang buruk.

Bahkan orang tua harus menjadi teladan yang pertama dalam mendidik anak-anaknya bila tak mau anak-anaknya mengambil teladan dari para tokoh kartun yang dikonsumsinya. Jadi, peran orang tua adalah harus mampu mewaspadai tayangan-tayangan televisi yang bisa merusak moralitas anaknya. Sebab anak adalah cikal bakal pemimpin masa depan.



Kok hanya 4 film kartun yang bermasalah


Syabab.Com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengumumkan empat tayangan stasiun TV bermasalah sebagai hasil pemantauan tim panelis KPI pada periode Juni 2008 yang dikhususkan pada tayangan anak dan remaja. Aneh kok hanya empat tayangan yang bermasalah. Padahal banyak dari tayangan-tayangan televisi itu yang rusak dan merusak.

"Judul tayangan bermasalah itu adalah `Bleach` di Indosiar, Cerita SMA di RCTI, `Detective Conan` di Indosiar dan Naruto di Global TV dan Indosiar," kata Koordinator Pemantauan Langsung KPI Pusat, Yuzirwan Uyun dalam jumpa pers sosialisasi hasil pemantauan periode Juni 2008 di kantor KPI Jakarta, Selasa.

Yuzirwan mengatakan, empat tayangan tersebut dinilai oleh tim panelis yang diketuai oleh tokoh pendidikan Arief Rahman melanggar UU Penyiaran No.32 /2002 dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

Tim Panelis yang terdiri dari Arief Rahman (Ketua), Dedy Nur Hidayat (Wakil Ketua), Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto, Razaini Taher dan dibantu 11 orang analis, telah memantau 84 judul tayangan dari 316 episode yang disiarkan oleh sembilan stasiun TV nasional (Indosiar, SCTV, RCTI, Global TV, ANTV, TVRI, TransTV dan Trans7).

Yuzirwan mengatakan, pemantauan yang dilakukan 14 - 29 Juni 2008 kali ini difokuskan pada tayangan anak dan remaja dengan titik berat pada perlindungan terhadap anak dan remaja dengan tiga jenis tayangan yang dipantau yaitu film animasi, sinetron dan variety show.

Pada kesempatan tersebut, anggota tim panelis KPI, Nina Armando mengatakan, tayangan animasi "Bleach" di Indosiar setiap Minggu pukul 11.00 ini dinilai tidak cocok untuk anak karena menampilkan cerita dunia mistis dan penuh kekerasan yang ditampilkan secara ekspresif.

"Tayangan itu tidak pantas ditampilkan pada jam tayang pagi hari libur, tidak menampilkan klasifikasi acara. Seharusnya dipindahkan jam tayangnya menjadi lebih malam dengan menampilkan klasifikasi R (Remaja) dan BO (Bimbingan Orang tua) sekaligus," jelas Nina.

Sedangkan sinetron "Cerita SMA" di RCTI yang ditayangkan setiap hari pukul 19.00, dinilai melanggar peraturan karena ada adegan yang menampilkan secara close up alat kelamin pemeran anak laki-laki, dan tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan.

"Tayangan ini banyak menampilkan tokoh pemain anak-anak dalam setting yang tidak pas, banyak menampilkan pelecehan terhadap orang terutama yang bertubuh gemuk dan tidak mencantumkan klasifikasi acara," jelas Nina.

Sementara film animasi "Detective Conan" di Indosiar yang diputar setiap hari Minggu pukul 08.30 menampilkan cerita yang tidak tepat bagi anak, dan hampir pada setiap episode menampilkan secara detil tentang rekonstruksi pembunuhan.

"Acara ini tidak tepat dikategorikan sebagai film anak, tidak menampilkan klasifikasi acara dan seharusnya dipindah ke jam tayangnya menjadi lebih malam dengan menampilkan klasifikasi R dan BO sekaligus," kata Nina.

Sedangkan, film animasi Naruto di Indosiar dan Global TV menampilkan kekerasan secara ekspresif baik bersifat fisik maupun mistis yang terkadang disertai darah.

Nina mengatakan, Naruto ini juga tidak tepat dikategorikan sebagai film anak, tidak menampilkan klasifikasi acara dan seharusnya dipindah ke jam tayangnya menjadi lebih malam dengan menampilkan klasifikasi R dan BO sekaligus.

Sementara hasil evaluasi secara umum tayangan TV yang dipantau oleh tim panelis, Nina menjelaskan banyaknya acara yang tidak dicantumkan klasifikasi acara berdasarkan usia kalayak penonton, banyak film animasi yang memuat materi tidak sesuai untuk anak misalnya memuat kekerasan.

"Adanya tampilan yang tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan, ada adegan-adegan yang melibatkan anak dalam setting yang tidak pantas dan ada acara yang menampilkan pelecehan terhadap orang lain," kata Nina.

Dia menjelaskan periode pemantauan KPI pada Juni 2008 ini lebih memfokuskan pada tayangan anak dan remaja dengan pertimbangan anak dan remaja yang sering mengkonsumsi tayangan TV, serta anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rentan terpengaruh TV.

Sementara Arief Rahman mengatakan, tayangan kartun Tom and Jerry dan Popeye juga perlu diwaspadai karena adanya tayangan yang tidak pantas dilihat anak-anak.

Arief memperingatkan orang tua agar ikut menemani anak menonton film kartun karena tidak semua film kartun tersebut pantas ditonton oleh anak-anak. (sumber: antara)

KPI:Empat Tayangan TV Bermasalah Di Antaranya Film Kartun Naruto
Rabu, 20 Agustus 2008 08:32

KPI Pusat menetapkan empat acara televisi yang dianggap paling bermasalah selama masa pemantauan periode III (14-29 Juni 2008). Ke empat acara tersebut yakni Bleach di Indosiar, sinetron Cerita SMA di RCTI, film kartun Detective Conan di Indosiar, serta film kartun Naruto yang juga ditayangkan Indosiar dan Global. Hal itu diungkapkan oleh anggota KPI Pusat yang juga koordinator pemantauan langsung, Yazirwan Uyun, di KPI Pusat, Selasa (19/8).

Menurutnya, Bleach, Naruto, Cerita SMA dan Detective Conan dinilai oleh Tim Panelis dan Komisioner KPI telah melanggar pasal-pasal yang ada di Undang-undang No.32 tentang Penyiaran tahun 2002 dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI tahun 2007. KPI Pusat Adapun tim panelis tersebut yakni Arif Rahman sebagai ketua, Dedy Nur Hidayat sebagai wakil ketua, Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto dan Razaini Thaher sebagai anggota. Dalam melakukan penilaiannya, tim panelis juga dibantu oleh 11 orang analis tayangan.

“Tim panelis tersebut melakukan penilaian terhadap 84 judul tayangan dari 316 episode yang ditayangkan oleh sembilan stasiun televisi. Ke 84 judul itu terdiri dari 18 judul sinetron, 19 judul variety show dan 47 judul variety show, ” jelas Yazirwan kepada pers.
Yazirwan juga menjelaskan, bahwa pemantauan pada periode ke tiga ini lebih difokuskan pada program tayangan anak-anak dan remaja. Hal ini dalam upaya melakukan perlindungan kepada mereka.

Senada dengan itu, Nina Armando mengatakan bahwa dasar pertimbangan pemantauan kali ini lebih difokuskan kepada tayangan anak dan remaja dikarenakan tingkat konsumsi TV-nya sangat tinggi. Selain itu, anak-anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rentan terpengaruh TV. “Anak-anak cenderung langsung melakukan imitasi setelah menonton TV, ” katanya.
Nina juga menceritakan, awalnya dari semua judul acara tersebut tim panelis mendapatkan 11 judul tayangan yang paling tinggi frekuensi pelanggaran berdasarkan P3 dan SPS. Namun, setelah diperas, terdapat empat judul tayangan yang dianggap paling melanggar dan ini disesuaikan dengan aturan yang ada dalam UU Penyiaran maupun P3 dan SPS.

Dari hasil evaluasi umum tim panelis, Nina menyatakan banyak acara yang tidak mencantumkan klasifikasi acara (penggolongan program siaran berdasarkan usia khalayak penonton). Banyak juga film animasi memuat materi yang tidak sesuai untuk tayangan anak. “Misalnya, muatan kekerasaan yang eksplisit dan berlebihan serta mengandung tema-tema yang tidak sesuai dengan dunia anak, ” jelasnya.

Kemudian, lanjut Nina, ada pula tayangan yang tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan. Bahkan, ada adegan-adegan yang melibatkan anak dalam setting yang tidak pantas. Selain itu, ada acara yang menampilkan pelecehan terhadap orang lain atau kelompok masyarakat tertentu.

Nina Armado juga mengharapkan beberapa dari tayangan tersebut supaya memindahkan jam tayang acaranya menjadi lebih malam dengan menambahkan atau menampilkan klasifikasi R (remaja) dan BO (bimbingan orang tua).
Hati-hati dengan Tom and Jerry
Selain itu, anggota KPI Pusat , Yazirwan Uyun meminta kepada media yang ada supaya menghimbau masyarakat agar tidak lagi memperkenankan anak-anak menonton film kartun Tom & Jerry serta Popeye. Harapan ini disampaikan Uyun dengan pertimbangan melindungi anak-anak dari pengaruh buruk ke dua film tersebut.

“Jika anak-anak masih menonton, diharapkan kepada orang tua mereka agar mendampingi anak-anaknya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan mengenai film tersebut, ” katanya.
Hal sama juga diungkapkan oleh Bobby Guntarto. Menurutnya, sangat penting para orang tua mendampingi anak-anak ketika menonton televisi. Hal ini untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan dan jatuhnya korban pada anak-anak karena peniruan mereka pada tayangan tersebut.

Sebelumnya, diawal acara, Ketua Tim Panelis, Arif Rahman mengeluarkan komentar mengenai ke dua film kartun ini. Menurutnya, di beberapa negara seperti Italia, masyarakat khususnya anak-anak sudah dianjurkan tidak lagi menonton film kartun tersebut. (novel/e.m) Hadapi Ramadhan, Hentikan Tayangan Maksiat di TV
Sebentar lagi umat Islam akan kedatangan tamu istimewa, yakni bulan suci Ramadhan. Tentu saja umat akan menyambut bulan penuh berkah itu dengan suka cita. Mereka pun mempersiapkan diri agar bisa mengisi bulan penuh berkah itu dengan amal ibadah. Namun sayang seperti Ramadhan tahun lalu, kekhusuan umat Islam dalam beribahan itu sering kali terkotori oleh berbagai tayangan TV yang bertentangan dengan syariat.

Untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan tersebut, umat Islam sangat berharap para pengelola stasiun TV untuk menghormati umat Islam.

Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat , Lembaga Sensor Film (LSF) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) jauh-jauh hari telah meminta stasiun TV untuk berhati-hati dalam mempersiapkan tayangan Ramadhan.

Walaupun di bulan-bulan lain, hal-hal seperti ini tetap tidak diperbolehkan, namun, pada bulan Ramadhan, secara khusus KPI meminta lembaga penyiaran untuk lebih berhati-hati agar :
• Tidak menayangkan program yang berisi kekerasan, baik verbal maupun fisik termasuk penggunaan kata-kata yang cenderung merendahkan/menghina martabat manusia, makian, serta menghina agama dan Tuhan.

• Tidak menayangkan program yang bermuatan seks, vulgar dan mesum.

• Tidak menayangkan program infotainment yang mengandung unsur pergunjingan (ghibah) seperti, membicarakan persoalan rumah tangga dan kejelekan orang lain tanpa bukti-bukti.

• Tidak menyiarkan program yang berisi penyebaran ajaran sekte, kelompok atau praktek agama yang secara resmi dinyatakan dilarang oleh Pemerintah.

• Tidak menayangkan iklan, program dan promo program faktual yang bertemakan dunia gaib, klenik, praktek spiritual magis, mistik dan kontak dengan roh.

• Tidak menayangkan film atau sinetron yang kesimpulannya berisi menghalalkan apa yang dilarang agama seperti, kumpul kebo, hubungan sejenis, hubungan seks di luar nikah, minum-minuman keras dan lain-lain.

• Melakukan sensor internal terhadap film-film asing.

“Sebagaimana yang telah diketahui, bagi Umat Islam, bulan Ramadhan adalah bulan suci yang dianggap memiliki kekhususan sebagai masa penyucian diri. Dalam kaitan itu, KPI Pusat meminta agar lembaga penyiaran menghormati nilai-nilai tersebut dengan tidak menyajikan program-program yang mengandung muatan yang bertentangan dengan semangat penyucian diri tersebut.” Demikian rilis yang disampaikan Komisi Penyiaran Indonesia di Jakarta, pada 8 Juli 2008.

Said Budairy, wakil MUI saat mengadakan pertemuan dengan KPI, MUI, LSF dan ATVSI pada Jumat (11/7) mengharapkan agar pihak televisi menjalankan secara penuh P3 dan SPS yang dibuat KPI.

Menurutnya, cukup banyak tayangan-tayang televisi yang melanggar aturan P3 dan SPS. “Jika P3 dan SPS sudah dijalankan oleh pihak televisi, tentunya tayangan-tayangan yang ada sekarang akan jauh lebih baik,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Said juga menyinggung persoalan infotainment yang menurutnya banyak melanggar aturan yang ada di P3 dan SPS. Selain itu, dirinya berharap agar pada bulan puasa nanti tayangan-tayangan yang bersifat menggunjing dan ghibah tidak ditayangkan saja.

Di pertemuan ini dibicarakan juga mengenai tayangan-tayangan iklan pada bulan puasa dan hal itu perlu diperhatikan oleh pihak televisi khususnya untuk iklan yang bisa membuat terganggunya ibadah puasa.

Sementara itu wakil ketua KPI Pusat, Fetty Fajriati mengingatkan KPI akan tetap terus melakukan teguran-teguran kepada lembaga penyiaran yang melanggar aturan yang ada meskipun hal itu kurang disukai oleh kalangan lembaga penyiaran. “Mengingatkan atau menegur itu bukanlah tugas yang mudah. Teguran kami sering membuat beberapa pihak jadi tidak senang,” tegasnya

Umat Islam tentu beraharap kiranya himbauan KPI itu bisa ditaati oleh para pengelola stasiun TV. Kalau masih dihiraukan juga, maka hendaknya KPI memberi teguran keras dan sangsi yang tegas kepada para pengelola TV yang membandel. Tidak salah juga bila umat Islam melakukan boikot terhadap acara TV tersebut. [pendi/suara-islam.com]

Hati - Hati pilih film Animasi

-Tak semua cocok untuk anak

Ada pendapat keliru mengenai film animasi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan film kartun,
Kebanyakan orang beranggapan kartun hanyalah tontonan anak - anak. Padahal tidak semua adegan
dan karakter tokoh animasi cocok dengan penonton anak - anak. Bahkan film animasi dengan
adegan porno pun kini beredar di pasar gelap VCD.

Beberapakarakter animasi dikhawatirkan bakal berpengaruh buruk bagi kejiwaan anak-anak
Misalnya tokoh Shinchna dalan serial Crayon Shinchan (Jepang) dan Bart Simpson dalam
The Simpson (Hollywood). Setelah diprotes banyak kalangan, jam tayang The Simpson digeser
ke pukul 21.00 saat penonton anak - anak dianggap sudah tidur. Dan, belakangan penayangan film produksi
amerika itu dihentikan.
Sebaliknya, Shinchan masih memamerkan keluguan dan kekurangajarannya setiap hari minggu pukul
09.30 di layar RCTI. Pengaruh negatif Shinchan akan lebih mudah menghinggapi anak - anak karena produksi
jepang itu ditayangkan dalam bahasa Indonesia.
Film animasi dari negeri Sakura membanjiri Indonesia bersamaan dengan kelahiran stasiun televisi
swasta. Itu diawalki sukses seruak Dora Emon (RCTI), yang versi bioskopnya kini diputar di Semarang.
Belasana judul film animasi buatan jepang pun segera menyerbu seperti Sailor Moon (ditayangkan Indosiar)
Ninja Boy (TPI) dan Pokemon (SCTV). Juga kartun-kartun Amerika seperti Tazmania, X-men, Big Guy and
Rusty serta serial kartun klasik tahun 70-an macam Scooby Doo, Popeye, Flinstone dan si burung pelatuk
Woody Woodpecker.
Untung, masih ada stasiun televisi menayangkan animasi boneka yang sarat muatan edukatif
yakni Teletubbies. Dari sisi manfaat bagi anak-anak, film produksi BBC Inggris itu sejajar dengan film
Boneka produk lokal yang dulu sangat digemari, Si Unyil , kini diproduksi ulang.

Penonton Dewasa
Satu hal yang perlu diingat adalah tidak semua film animasi khususnya untuk tayangan bioskop,
diproduksi untuk penonton anak - anak. Misalnya Titan AE dan Atlantis: the Lost Empire yang kini diputar
di beberapa bisokop di Jateng.
Demikian pula film Shrek, yang dalan 6 pekan pertama peredarannya di amerika meraup 216 Juta
dolar AS. Kisah tentang raksasa hijau yang hidup di daerah rawa itu sebagian adegannya terlalu
"keras" untuk penonton anak-anak.
Lembaga Sensor Film menetapkan ketiga film itu untuk penonton remaja. Kenyataannya memang
hanya penonton usia SLTP ke atas yang bisa memahami tema cerita ketiga film itu. Anak usia SD boleh
saja menonton tetapi harus didampingi orang tua. Selain karena anak-anak bakal keponthalan membaca teks
terjemahan, ketiga film itu juga sarat adegan-adegna kekerasan.
Pendampingan sangat penting agar anak-anak idak menafsirkan sendiri apa yang mereka lihat dilayar.
Sebagian besar bocah bakal keasyikan menyaksikan berbagai bentuk pesawat, senjata, dan adegan pertempuran
Tetapi yang masih dibawah lima tahun mungkin akan menangis karena takut melihat wajah seram dari sejumlah
tokoh dalam ketiga film tersebut.

Banjir VCD
Film animasi sudah lama merajai tayangan televisi. Namun kehadirannya di bioskop selalu diperhitungkan
sejak Steven Spielberg meraih sukses lewat film American Tail (1985). Di Amerika dan Eropa, Film American Tail, Shrek
Titan A,e dan atlantis menmbus 10 besar film terlaris selama beberapa pekan.
Film American Tail bercerita tentang keluarga tikus Mouskowizt asal rusia yang hijrah ke Amerika. Mereka
menyeberang Samudra Atlantik sebagai penumpang gelap dalam kapal imigran karena iming-iming di Amerika tak
ada kucing.
Itu merupakan satire tentang kemakmuran dan kedamaian di Amerika yang ternyata tak seindah yang
dipropagandakan. Tema semacam itu hanya bisa dipahami penonton dewasa. Namun anak-anak masih bisa menikmati
polah tingkah lucu kaum tikus.
Amblin Entertainment telah memproduksi sequel kisah American Tail hingga 3 seri. Film itu telah beredar
dalam bentuk VCD dengan harga sekitar Rp. 50.000/ Judul
Film animasi memang lebih banyak beredar dalam bentuk VCD. barangkali hal itu karena pemutaran film animasi
di bioskop belum mampu menyedot banyak penonton. Itu bukan masalah daya beli, melainkan karena masih sangat
jarang orang tua yang mau menyediakan waktu untuk menemani anak-anak nonton bioskop.
Karena itu VCD menjadi sarana yang dianggap paling praktis untuk memberikan hiburan bagi anak-anak.
Harga sewa per judul relaitf murah yakni 2500-4000, bergantung pada jumlah disc dan kualitas gambar, bahkan ada
rental yang berani melepas seharga 1500/Judul.
Jika ingin mengoleksi, harga jualnya juga tidak mahal Untuk yang orisinal, biasa disebut master harga jual
16000-60000/judul. yang bajakan bisa dibeli seharga 7000 -12000
Di tempat rental. tersedia puluhan judul film animasi baik produksi Jepang, Amerika maupun Indonesia.
Bukan hanya film yang pernah dan sedang ditayangkan di stasiun tv swasta, tetapi juga yang main di bioskop.
Animasi Jepang cukup mendominasi pasaran, antara lain serial Pokemon, Digimon dan DoraEmon
Film barat produksi walt disney masih merajai termasuk kartun klasik mickey mouse dan donald duck.
Produksi William Hanna dan joseph Barbera juga mudah ditemukan, seperti Tom & Jerry serta The Flinstone. Serial yang diangkat dari buku komik terkenal juga sangat banyak antara lain Tintin dan Asterix.
Diantara judul-judul itu yang paling menarik barangkali serial Lion King atau Raja Singa. Fabel tentang
sekelompok binatang ini beredar dalam bentuk VCD Bilingual.
Dengan memanfaatkan 2 sisi tracka udio dalam 1 disc film ini bisa dinikmati dalam bahasa Inggris dan
Indonesia. Caranya sangat mudah tinggal mengeklik R/L pada VCD player atau Remote Control.
Film besar yang cukup layak disajikan untuk anak-anak dirumah adalah Land Before Time. Film produksi
Steven Spielberg itu berkisah tentang sekelompok anak dinosaurus pemakan tumbuhan yang harus berjuang
melewati seleksi alam untuk mencapai Lembah besar, Tempat hidup terakhir binatang purba sebelum mereka
punah.
VCD animasi lokal juga cukup banyak dijual, umumnya mengangkat cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia
antara lain Si Kancil, Timun Emas, Malin Kundang, Bawang Meraj & Bawang putih serta Ramayana.
Animasi produksi dalam Negeri sebenarnya tidak kalah dari buatan jepang, adegan animasi lokal jauh
lebih hidup, sebaliknya menonton animasi jepang tak ubahnya membuka halaman buku komik. Adegan yang
tersaji kurang dunamis, namun jepang lebih unggul dalam tata warna dan keragaman tema.
Dari segi teknik animasi dan keragaman tema, produk barat harus diakui yang paling unggul. Adegan-adegan yang disajikan berkesan sangat hidup. Tapi dari segi budaya tidak semua pas untuk anak-anak kita. Karena itu
para orang tua harus mau menyeleksi sebelum memutarnya untuk anak-anak dirumah.


READ MORE - Pengaruh Buruk TV Terhadap Anak

3.07.2009

BISNIS PULSA ELEKTRIK PALING MURAH

Diposting oleh Blogger istimewa=buat sendiri di 01.31 0 komentar

INFINITYPULSA
"HARTA KARUN"
Coba banyangkan hanya anda berdiam dirumah anda bisa mendapatkan gaji puluhan juta/bulan
Pertama saya ucapkan SELAMAT DATANG di Infinitypulsa
Mulai Sekarang, Saya Akan INFORMASIKAN Kepada Anda Bagaimana Mengubah HP Anda Menjadi "Mesin" Penghasil Uang!

| HARGA PULSA PALING MURAH |
I10=M10=9850, S5=5400, S10=10025, A5=5400, A10=10250,A50=49000 E10=10025,I5=M5=5100 dll (gratis biaya replay)
heyy... cuy maw jd jutawan bru???
kalian g maw pucing kan
kalian pengen hidup enak kan mungkin bisnis ini adalah jawabannya
AYOOOOO GABBUUUUNG!!!
Ketik:
R.NoHP.NAMA.KOTA.PULSAMURAH
contoh:
R.085212345678.DADANCELL.JAKARTA.PULSAMURAH
langsung aja kirim ke 085642632400
Ini murni bisnis BUKAN MLM, tidak ada kewajiban bagi anda...silahkan kunjungi www.detha.peperonity.com atau
(Gratis biaya pendaftaran)
tunggu hingga anda mendapat sms balasan berupa AgenID anda dan PIN standar dari kami.
Untuk saat ini, anda belum dapat melakukan transaksi apapun, termasuk mengganti pin.
Silahkan anda deposit dan segera GANTI PIN anda dan untuk daftar harga silakan download di sidebar blog ini
atau silahkan masuk kesini www.detha.peperonity.com
READ MORE - BISNIS PULSA ELEKTRIK PALING MURAH
 

Panduan Bisnis Suka-Suka © 2008 using D'Bluez Theme Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez Based on FREEmium theme